Pasar Industri Film Besar, Bali Merasakan Dampak Eat, Pray and Love

Studio yang berkedudukan di Wellington, ibukota Selandia Baru, saat ini dipercaya studio-studio besar untuk pekerjaan digital visual efek film-film Hollywood.
Weta Digital adalah contoh bagaimana menyatukan kemampuan kreatif individu menjadi raksasa industri dengan tenaga kreatif berkelas dunia.
Produser dari rumah produksi Starvision Reza Servia mengatakan sebagai pelaku bisnis film, sudah membaca peluang memperluas pasar produksi film-filmnya.
“Social connection dan cross culture dalam satu produksi yang menjadikan produksi film bisa diterima oleh pasar yang lebih luas,” ujar Reza Servia.
Menurutnya, OTT (Over the Top atau kanal streaming) sesungguhnya merupakan bentuk ujian penerimaan produk film di pasar global.
Oleh karena itu, melalui film The Architecture of Love (2024) maupun Critical Eleven (2017), Starvision melakukan usaha memperluas pasar filmnya.
Faktor memperluas pasar, memaksimalkan kemampuan sumber daya, mencari bentuk kerja sama produksi, relasi sosial dalam cerita, secara keseluruhan merupakan upaya memperluas pasar dan bisnis industri perfilman. (lia/JPNN)
Pasar industri film besar, berdasar data Price Water House dan LPEM FE Universitas Indonesia tembus Rp 90 triliun, Bali merasakan dampak Eat, Pray and Love
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News