Serikat Pekerja di Bali Turun ke Jalan, Sorot Status Pekerja Pariwisata

Selain menyoroti konsep pariwisata berkelanjutan, mereka juga menyoroti upah yang mereka terima meski pandemi Covid-19 telah berakhir.
Berdasar data FSPM Bali, setidaknya hingga November 2023 realisasi nilai devisa pariwisata sudah mencapai Rp 161,69 triliun.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari target yang dicanangkan pemerintah sebesar Rp 109,68 triliun hingga Rp 154,43 triliun.
Menurut Ida I Dewa Made Raibudi Darsana, meningkatnya kunjungan dan okupansi dari wisatawan berimbas pada kinerja buruh pariwisata yang juga harus meningkat.
Oleh karena itu, serikat pekerja ingin ada timbal balik bagi mereka.
“Target kunjungan wisman untuk 2024 juga dinaikkan dari yang sebelumnya 14,3 juta menjadi 17 juta kunjungan.
Belum lagi pergerakan wisatawan Nusantara yang setidaknya sampai bulan November 2023 mencapai 749,1 juta pergerakan, dan untuk 2024 ditargetkan menjadi 1,25 miliar-1,5 miliar,” ujar Ida I Dewa Made Raibudi Darsana.
“Makanya kita ingin ada kebijakan untuk Bali agar meningkatkan kesejahteraan buruh khususnya sektor pariwisata,” ucap Dewa Made Raibudi Darsana.
Serikat pekerja yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Rakyat Bali turun ke jalan, sorot status pekerja wisata yang merana
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News