Fakta-fakta Kematian Paus di Wilayah BPSPL Denpasar, Polusi Suara & Pencemaran Lingkungan
"Sakitnya apa, ini sementara didalami oleh dokter ahli hewan dan akan dilakukan uji laboratorium," kata Permana Yudiarso.
Fenomena kematian mamalia laut di perairan Bali – Nusa Tenggara ternyata cukup tinggi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat telah terjadi kematian mamalia laut sebanyak 19 kali di wilayah BPSPL Denpasar.
BPSPL Denpasar membawahi empat provinsi, yakni Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BPSPL Denpasar mencatat fenomena itu terjadi pada akhir Maret sampai awal April.
Jumlah ini naik drastis dibandingkan pada 2022 lalu yang hanya ada sembilan kejadian sepanjang tahun.
“Tiga kejadian ditemukan di Bali, satu di Jawa Timur di Sumenep, sisanya beberapa kejadian di NTT," kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso.
Permana Yudiarso mengatakan setelah dilakukan beberapa pemeriksaan akan adanya polusi suara seismik di dalam perairan, pihaknya tidak menemukan adanya fenomena seperti itu di selatan wilayah Samudra Hindia yang menjadi wilayah kerja BPSPL Denpasar.
Fakta-fakta kematian paus di Wilayah BPSPL Denpasar sungguh miris, bukan hanya karena sakit, tetapi lantaran polusi suara & pencemaran lingkungan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News