Ekonomi Bali Mengalami Tekanan Inflasi, Bank Indonesia Merespons
bali.jpnn.com, DENPASAR - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali minta pemangku kepentingan di Pulau Dewata untuk mewaspadai tekanan inflasi pada Desember 2022.
Kondisi ini dipengaruhi kunjungan turis yang berlibur pada akhir tahun dan kenaikan harga pupuk nonsubdisi.
Faktor lainnya adalah penurunan produksi padi dan komoditas hortikultura seperti bawang merah, cabai dan tomat seiring dengan berakhirnya musim panen.
Faktor tersebut mempengaruhi inflasi untuk kelompok volatile food.
"Peningkatan intensitas upacara keagamaan turut mempengaruhi inflasi bulan Desember," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Bali, Minggu.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Bali pada November 2022, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) atau 6,62 persen (yoy).
Secara disagregasi, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,26 persen (mtm), setelah pada bulan Agustus – Oktober 2022 berturut-turut mengalami deflasi.
Inflasi volatile food terutama didorong oleh kenaikan harga bawang merah, sawi hijau, tomat, dan sawi putih seiring dengan tingginya curah hujan yang berpengaruh terhadap penurunan produksi.
Ekonomi Bali diperkirakan mengalami tekanan inflasi pada Desember 2022 seiring mendekati libur akhir tahun, Bank Indonesia merespons
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News