Sapi Bali Potensi Jadi Penghasil Daging Premium, Peneliti Turun Tangan
Aplikasi konsep pemuliaan ternak konvensional, yakni seleksi berdasarkan data fenotipik dan persilangan serta nonkonvensional dengan menggunakan informasi data genom untuk menghasilkan bibit menjadi salah satu alternatif.
Hal ini menjadi salah satu cara baru dalam membangun metode seleksi yang lebih efektif dan efisien.
Sejak ditemukan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) dan teknologi sekuensing, marka genetik berbasis genom menjadi sangat intensif dilakukan dan dianalisis khususnya pada sapi Bali.
Hal ini untuk mendapatkan data genom yang dapat digunakan sebagai marker assisted selection (MAS).
Aplikasi marka berbasis total genom, yaitu Bovine SNP 50K menggunakan pengait gelang atau bead chip untuk memperkuat hasil dan sejalan dengan penggunaan marka DNA mikrosatelit dan DNA mitokondria, bahwa sapi Bali berbeda dengan rumpun sapi lainnya di dunia.
"Analisis keragaman genom inti menggunakan marka DNA mikrosatelit dan DNA mitokondria berdasarkan fragmen D-loop dan gen 16SrRNA ditemukan alel dan haplotype spesifik sapi Bali yang tidak ditemukan pada rumpun sapi lainnya.
Berdasarkan analisis filogenetik, sapi Bali atau Bos javanicus berbeda dengan dengan rumpun sapi pedaging lainnya," paparnya. (lia/JPNN)
Sapi Bali berpotensi menjadi penghasil daging premium dibandingkan rumpun sapi lain, peneliti IPB Bogor turun tangan
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News