BI Garap Rupiah Ditigal, Optimistis Tingkatkan Pasar Modal
bali.jpnn.com, BADUNG - Bank Indonesia (BI) tengah menggarap pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC) alias mata uang digital bank sentral.
Pengembangan CBDC atau yang akan dinamakan dengan rupiah digital dalam rangka memberikan kedaulatan publik, mendukung amanat bank sentral di bidang digital, serta meningkatkan inovasi dan efisiensi.
BI dalam waktu dekat akan menerbitkan white paper diikuti oleh consultated paper.
Dua hal ini dilakukan Bank Indonesia sebelum memasuki bukti konsep dan memulai langkah penerbitan mata uang digital bank sentral.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan pengembangan CBDC menjadi bagian dari menjaga keseimbangan optimal antara desain dan kebijakan aktif untuk mengurangi risiko yang ada.
"Oleh karena itu, penerbitan CBDC tidak boleh merugikan stabilitas moneter dan keuangan, melainkan mendukung pemenuhan mandat bank sentral dan membawa manfaat bagi komoditas," ujar Doni Primanto Joewono.
Doni menambahkan mata uang digital bank sentral dapat meningkatkan pertumbuhan pasar modal dengan memfasilitasi akses pembayaran dan inklusi keuangan.
"Dengan demikian ini akan membantu membuka peluang bisnis dan transmisi kebijakan," kata Doni Joewono dalam Side Event G20 Indonesia 2022 bertajuk "Advancing Digital Economy and Finance" di Badung, Bali.
Bank Indonesia tengah berusaha menggarap rupiah ditigal menjadi mata uang digital bank sentral, optimistis tingkatkan pasar modal
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News