JAAN Sebut Penjualan Kera Ekor Panjang di Pasar Burung Ilegal, Minta Begini ke Pemprov Bali

Menurutnya, berdasar pengakuan seorang pedagang, monyet tersebut didatangkan hampir setiap bulan dari Sumatera.
Tindakan tersebut tergolong ilegal karena memasukkan hewan penular rabies (HPR) ke dalam Pulau Bali dilarang.
Acauannya adalah Keputusan Menteri Pertanian RI No.1696/2008 tentang larangan memasukkan anjing, kucing, kera dan sebangsanya ke Provinsi Bali.
Para pedagang juga melanggar KUHP Pasal 302 tentang penyiksaan hewan, UU No.18 Tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan dan PP No.95 Tahun 2012 tentang kesehatan masyarakat veterniner dan kesejahteraan hewan.
Cara memperoleh dan mengangkut monyet-monyet ini juga melanggar Peraturan Menteri Kehutanan No. P-63/Menhut-II/2013 tentang tata cara pengambilan spesimen tumbuhan dan satwa liar.
“Kebanyakan pembelinya turis yang merasa kasihan kemudian membelinya.
Masalahnya setelah besar, monyet ini jadi hal serius karena semakin galak dan liar.
Tentu ini salah ya," bebernya.
Komunitas JAAN sebut penjualan kera ekor panjang di Pasar Burung, Denpasar ilegal dan melanggar undang-undang. JAAN minta Pemprov Bali turun tangan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News