Ribuan Burung Pipit di Gianyar Bali dan Cirebon Jabar Mati Mendadak, Ini Kata Ahli Zoologi BRIN
bali.jpnn.com, JAKARTA - Kematian berturut-turut ratusan bahkan ribuan ekor burung pipit di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, dan Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat, menarik perhatian peneliti zoologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Malia Prawiradilaga.
Menurut Dewi Malia, perlu dilakukan riset lebih lanjut untuk mengungkap penyebab kematian ribuan burung pipit secara ilmiah.
Salah satu penelitian yang penting untuk dilakukan adalah meneliti peran burung sebagai bioindikator.
Penelitian tersebut sebaiknya dilakukan dengan melibatkan berbagai bidang keahlian secara sinergi dan terpadu.
Seperti ornitologi (ahli burung), veteriner, klimatologi (ahli cuaca dan iklim), kimia lingkungan, toksikologi (ahli racun) dan bidang lain yang sesuai.
“Dengan demikian, hasilnya akan mengungkap secara lebih akurat penyebab kematian burung pipit tersebut,” ujar Dewi Malia Prawiradilaga.
Menurutnya, bioindikator memainkan peran yang penting untuk memberikan informasi terkait dampak dari akumulasi polutan dalam suatu ekosistem dan lama masalah tersebut telah muncul.
Dikutip dari Wikipedia, bioindikator merupakan setiap spesies atau sekelompok spesies yang fungsi, populasi, atau statusnya dapat mengungkap
Ahli Zoologi BRIN Dewi Malia Prawiradilaga mengatakan, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap kematian ribuan burung pipit di Gianyar dan Cirebon
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News