Tracing Lemah, Prof Mahardika: Ini yang Bikin Angka Positif dan Kematian di Bali Out of Control

Padahal idealnya 15 orang yang dilacak dan dites.
Baca Juga:
Gubernur Bali Wayan Koster sempat mengusulkan delapan orang yang di-tracing, tetapi tidak terjadi.
Tracing sempat meningkat dari satu atau dua orang, menjadi tiga sampai empat orang.
“Lemahnya tracing tak ubahnya penyakit kronis yang membuat letupan kasus, terutama jumlah orang meninggal masih tinggi,” kata ahli virologi dan biologi molekuler Universitas Udayana (Unud) Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika dilansir dari Radarbali.id.
Lucunya, guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana ini mengaku beberapa kali mendapat laporan informal, orang yang mengaku di-tracing hanya ditanya identitas sesuai KTP dan tidak pernah diambil sampel.
Tracing sangat penting karena berguna untuk mencegah penularan lebih besar.
Ibarat api, dengan adanya tracing bisa mencegah api membesar. Ketika api kecil bisa segera dipadamkan.
Prof Mahardika menyebut, tracing juga berhubungan dengan diagnostik. Meski tracing banyak, tapi kemampuan diagnostik rendah, maka tidak banyak pengaruhnya.
Ahli virologi Unud Prof Mahardika mengatakan, lemahnya tracing membuat angka positif dan kematian akibat covid-19 di Bali out of control
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News