Kontribusi Koster untuk Dana Desa di Bali Besar, Lekat dengan Sebutan Pejuang APBN

Mereka akhirnya meninggalkan desa, pindah ke kota untuk mencari pekerjaan guna menghidupi dirinya dan keluarganya.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pada saat yang sama dalam konteks Bali, desa merupakan lembaga paling depan yang memiliki wilayah, penduduk, dan sumber daya kehidupan, serta pemerintahan untuk melayani masyarakatnya.
Oleh karena itu, desa harus dibangun dengan serius oleh pemerintah, agar desa berkembang menjadi maju, perekonomiannya tumbuh, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini bisa memotivasi generasi muda tinggal di desa untuk membangun desanya, mengurangi perpindahan warga dari desa ke kota.
Koster berpandangan bahwa desa yang maju dan masyarakat yang sejahtera, sesungguhnya merupakan tujuan negara untuk mensejahterakan rakyatnya sesuai konstitusi.
Pasalnya, paling tidak 60 persen persoalan bangsa diselesaikan di desa, mengingat sebagian besar rakyat Indonesia berada di desa, hidup di desa, dan membangun kehidupannya di desa.
Negara harus mengambil terobosan kebijakan membangun desa melalui dukungan anggaran yang langsung masuk ke desa.
Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster pantas disematkan julukan pejuang dana APBN masuk ke desa di Bali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News