Amerika Ingin Jaga Hubungan Baik dengan China, Soal Rusia – Ukraina Beda Lagi

Amerika Serikat sejak awal menyebut China saingan strategis utamanya.
AS khawatir suatu hari nanti China akan mencoba mengambil alih pulau demokratis Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, tepat saat Rusia menyerang Ukraina.
Terlepas dari persaingan strategis mereka, dua negara ekonomi terbesar dunia itu tetap menjadi mitra dagang utama.
Joe Biden telah mempertimbangkan untuk menghapus tarif pada berbagai barang China untuk mengekang lonjakan inflasi di AS sebelum pemilihan umum paruh waktu pada November, dengan fokus untuk mengontrol Kongres AS.
Sesaat sebelum invasi Rusia terhadap Ukraina terjadi pada 24 Februari, Beijing dan Moskow mengumumkan kemitraan ‘tanpa batas’.
Namun, para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi keras yang dipimpin AS terhadap Rusia atau menyediakan peralatan militer untuk Negara Tirai Besi itu.
China sejak awal menolak untuk mengecam tindakan Rusia dan telah mengkritik sanksi besar-besaran yang diterapkan terhadap Rusia.
Pejabat AS memperingatkan konsekuensi, termasuk sanksi, jika China mulai menawarkan dukungan material untuk upaya perang Rusia.
Amerika Serikat ingin menjaga hubungan baik dengan China disela-sela pertemuan Menlu G20 di Bali, tetapi soal Rusia – Ukraina beda lagi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News