Rusia Stop Pasokan Gas, UE Siapkan Rencana RepowerEU & Percepat Penggunaan EBT
bali.jpnn.com, BRUSSELS - Harga energi Eropa mencapai rekor tertinggi tahun ini setelah Rusia - selaku negara utama pemasok gas - melakukan invasi ke Ukraina.
Kondisi itu mengikuti harga gas yang berbulan-bulan sudah tinggi yang disebabkan oleh permintaan yang melonjak di negara-negara yang sedang memulihkan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Komisi Eropa, Rabu kemarin (18/5) melaporkan Uni Eropa (UE) kemungkinan akan membatasi dampak harga tinggi energi melalui pembelian gas secara bersamaan, potensi penggunaan laba dan kemungkinan pembatasan harga.
Pimpinan EU telah mempresentasikan rencana ‘RepowerEU’ untuk mengakhiri ketergantungan blok tersebut pada bahan bakar fosil Rusia dan mempercepat penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Uni Eropa juga telah menetapkan opsi jangka pendek yang dirancang untuk membatasi dampak yang dirasakan pada konsumen.
Komisi Eropa mengatakan harga energi cenderung tetap tinggi selama tiga tahun ke depan, terutama untuk sisa 2022.
Sebanyak 27 anggota EU telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi tagihan energi dan memungkinkan langkah -langkah tertentu selama musim dingin mendatang, saat permintaan energi melonjak.
Langkah yang dimaksud termasuk peraturan untuk membatasi harga untuk konsumen akhir, kemungkinan dukungan likuiditas untuk pedagang dan perusahaan energi, serta pembelian gas bersama bagi EU, yang dirancang untuk memastikan harga yang kompetitif.
Rusia segera menyetop pasokan gas ke negara-negara Barat, langkah cepat dilakukan Uni Eropa dengan mempercepat penggunaan EBT dan rencana RepowerEU
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News