Usulan Uni Eropa Larang Impor Minyak Rusia Picu Kegaduhan, Harga Melambung
bali.jpnn.com, NEW YORK - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan akan menghentikan pasokan minyak mentah Rusia dalam enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun.
Rencana tersebut merupakan bagian dari paket keenam sanksi yang menargetkan Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
Berita tersebut memicu kekhawatiran atas pasokan yang ketat.
Standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing melonjak 5,3 persen dan 4,9 persen, pada Rabu lalu (4/5).
Harga minyak kembali menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menyusul reli yang kuat di sesi sebelumnya.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni bertambah 45 sen atau 0,4 persen, menjadi menetap di USD 108,26 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 76 sen atau 0,7 persen, menjadi ditutup pada USD 110,90 per barel di London ICE Futures Exchange.
Di lain sisi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mengatakan pada Kamis (5/5) bahwa mereka akan tetap berpegang pada rencana yang ada untuk peningkatan produksi minyak moderat pada Juni meskipun harga minyak mentah melonjak.
Keputusan Uni Eropa menjatuhkan sanksi larangan impor minyak Rusia picu kegaduhan global. Keputusan tersebut membuat harga minyak melambung
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News