Indonesia Tolak IPU Jadi Alat Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina, Tawarkan Dialog Atasi Konflik
bali.jpnn.com, NUSA DUA - Rancangan resolusi yang diajukan parlemen Indonesia kalah dalam sesi pemungutan suara (voting) di general debate Sidang Majelis ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua, Bali, Senin (21/3) malam.
Namun, tujuan Indonesia dalam mencari solusi atas konflik Rusia dan Ukraina terwakili oleh usulan draf resolusi dari Selandia Baru.
"(Usulan) Indonesia tadi yang mendukung 300-an (delegasi), yang mendukung mereka (Selandia Baru) 500-an," kata Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, sekaligus Ketua Delegasi Indonesia di IPU, Fadli Zon.
Sebelumnya, ribuan delegasi, yang mewakili parlemen dari 115 negara, mengikuti sesi debat umum (general debate) di Sidang Majelis Ke-144 IPU, Senin.
Dalam pertemuan itu, setiap negara boleh mengajukan usulan rancangan atau draf resolusi mengenai masalah-masalah mendesak (emergency item).
Para delegasi parlemen dunia menyoroti konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Tiga negara mengajukan rancangan resolusi untuk masalah itu, yaitu Ukraina, Indonesia, dan Selandia Baru.
Parlemen Ukraina mengajukan draf resolusi, yang meminta IPU sebagai forum parlemen dunia dengan tegas mengecam invasi Rusia ke negaranya.
Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia menolak IPU jadi alat untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, tawarkan dialog atasi konflik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News