Bibit Siklon Tropis ‘Paksa’ Nelayan Kupang NTT Berhenti Melaut, Trauma Badai Seroja
bali.jpnn.com, KUPANG - Cuaca ekstrem akibat suspect area bibit siklon tropis yang muncul di Laut Arafuru dan Laut Timor mulai diantisipasi nelayan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemunculan suspect area ini terindikasi semakin menguat dalam dua atau tiga hari ke depan sehingga memberikan dampak tindak langsung terhadap cuaca ekstrem di NTT.
Kondisi ini juga berdampak pada angin kencang dan gelombang tinggi di laut sehingga membahayakan keselamatan pelayaran termasuk kapal-kapal nelayan.
Kepala Seksi Komunikasi dan Informasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Abdul Wahab Sidin melaporkan para nelayan saat ini berhenti melaut dan mengamankan kapal mereka sementara waktu.
"Kapal pole and line, hand line, dan juga lampara yang bersandar di Kota Kupang saat ini tidak melaut, mereka parkir untuk berlindung di sekitar perairan Pulau Semau," kata Abdul Wahab Sidin.
Abdul Wahab mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang terhadap aktivitas melaut para nelayan di Kota Kupang.
Baca Juga:
Abdul Wahab Sidin menjelaskan, saat ini pihak otoritas terkait juga tidak mengeluarkan surat izin berlayar bagi kapal nelayan hingga 4 Januari 2022 akibat cuaca ekstrem.
"Dengan demikian kapal-kapal nelayan juga tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu hingga izin bisa diterbitkan kembali," bebernya.
Munculnya bibit siklon tropis memaksa nelayan Kupang NTT berhenti melaut. Para nelayan masih trauma dengan Badai Seroja yang muncul April 2021 lalu
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News