Preman Pemalak Turis Singapura di Kuta Utara Bersaksi, Sentil Desa, Begini Katanya
Terkait membawa-bawa nama desa adat, tersangka mengaku hanya spontan karena kondisinya terdesak.
Menurut tersangka, pengelolaan transportasi di kawasan tersebut dikelola kelompok masyarakat lokal yang bernaung di bawah Pos Transportasi Padang Linjong, tidak ada kerja sama dengan desa.
“Tidak ada kerja sama dengan desa.
Saya bawa-bawa nama desa karena ingin dapat penumpang, lalu terlontar alasan itu,” dalihnya.
Tersangka yang mengaku baru empat bulan menjadi sopir tamu asing mengaku baru pertama kali memalak turis asing karena terdesak.
“Saya sangat menyesal dan tidak lagi mengulangi kasus ini.
Mohon maaf apa yang saya lakukan, khususnya kepada masyarakat Bali, pencinta pariwisata.
Saya mohon maaf dan menyesal.
Preman pemalak turis Singapura di Kuta Utara Kadek Eka Putra bersaksi seusai ditangkap, sentil desa adat, begini pengakuannya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News