MSG RSS di Bali Berharap Sepakati Strategi Keamanan Melanesia
"Para pelaku kejahatan justru beradaptasi dan berinovasi, bahkan mereka mengubah modus operandinya, misalnya memanfaatkan media online (untuk melakukan tindak pidana, red)," ujar Komjen Gatot Eddy.
Menurutnya, terorisme saat ini masih menjadi ancaman keamanan di kawasan karena selepas jatuhnya ISIS di Irak dan Suriah, banyak kelompok teror yang menyebarkan propaganda via media sosial.
"Cara yang sama juga dilakukan oleh bandar narkoba yang saat ini tidak lagi menargetkan orang-orang di tempat hiburan, tetapi juga mereka yang ada di rumah (lewat jaringan internet dan media sosial, red.)," ucap Komjen Gatot Eddy.
Wakapolri menambahkan bahwa selama pandemi Covid-19 pelaku kejahatan memanfaatkan jaringan internet dan media sosial untuk melakukan tindak pidana lintas batas lainnya seperti pornografi, pencucian uang, penipuan, ujaran kebencian, dan penyebaran berita bohong (hoaks).
Karena itu, Komjen Gatot Eddy berharap pertemuan itu dapat menjadi kesempatan untuk tidak hanya bertukar pengalaman antarnegara anggota Melanesian Spearhead Group, tetapi juga jadi kesempatan menyepakati strategi keamanan di kawasan.
Indonesia, yang diwakili Polri, telah dua kali bertindak sebagai tuan rumah pertemuan MSG RSS mengingat rapat pertama kelompok kerja itu berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 2017.
Delegasi Indonesia pada pertemuan ke-4 MSG RSS tahun ini diwakili oleh Kabid Propam Polda Papua Kombes Pol. Gustav Robby Urbinas. (antara/lia/jpnn)
MSG RSS yang berisikan negara-negara di kawasan Pasifik dan Indonesia berharap menyepakati strategi keamanan Melanesia di Bali
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News