Balinese Spa Berpotensi Hilang Buntut Pajak Naik 40 Persen, Duh

Minggu, 07 Januari 2024 – 08:06 WIB
Balinese Spa Berpotensi Hilang Buntut Pajak Naik 40 Persen, Duh - JPNN.com Bali
Wisatawan menikmati sensasi pijat pasir hitam di Pantai Giri Emas, Desa Giri Emas, Sawan, Buleleng. Foto: Humas Pemkab Buleleng

“Masalah pajaknya oke lah belakangan, tetapi ini kok sebagai penghibur gitu, kok dimasukkan sebagai hiburan.

Spa ini kan sebetulnya kita melindungi Balinese Spa itu, takutnya terapis kita diambil orang luar nanti.

Jadi, waktu wisatawan mau spa ke Bali malah tidak ada Balinese Spa,” ujar Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun.

Kadispar Bali mengatakan idealnya usaha spa masuk dalam kategori kebugaran dan Kesehatan.

Namun, ketika masuk sebagai jasa hiburan keluhan juga masuk dari berbagai elemen seperti Indonesian Hotels and General Manager Association (IHGMA) dan Bali Spa and Wellness Association (BSWA).

Saat ini industri spa khususnya di Bali sedang mengembangkan spa berdasarkan etnografi, kekayaan atau tradisi dalam suatu daerah.

Dengan cara ini diharapkan popularitasnya meningkat seperti Thai Massage dan Swedish Massage yang telah mendunia.

Dengan pajak yang tinggi selain terapis yang berpaling juga memberatkan pelaku usaha jika harus memotong keuntungannya atau memberatkan konsumen jika dibebankan ke konsumen.

Balinese Spa gagal bersaing dengan Thai Message dan Swedish Message berpotensi hilang buntut kenaikan pajak 40 persen, duh
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News