Tarif Hotel Jelang MotoGP Melambung, Pengusaha Tolak Regulasi Pemerintah NTB

Selain itu, dengan naiknya harga kamar hotel tersebut bakal berdampak pada naiknya pajak yang dikeluarkan pelaku hotel kepada pemerintah daerah.
Ia pun mencontohkan, ketika melonjaknya harga cabai rawit di NTB kenyataannya tetap ada masyarakat yang membeli karena kebutuhan.
"Sudah ada pasarnya, perlu dicatat yang nonton dan menginap ini mereka yang berduit," kata Misbach sekaligus pemilik Hotel Delima Mataram.
Senada disampaikan Misbach, Owner Golden Palace Hotel, Teddy S mengatakan sebagai pelaku usaha sangat menolak jika Pergub itu dikeluarkan, lantaran bukan urusan pemerintah yang menentukan tarif kamar hotel maupun sewa mobil.
"Dimana-mana berlaku hukum pasar, tidak bisa dibendung," ucapnya.
Teddy mencontohkan, event internasional serupa di Sepang, Singapura bahkan Jakarta dan Papua tidak ada yang meributkan soal tersebut.
"Kan lucu, event internasional ini adalah mereka-mereka yang berduit," tegas Teddy.
Dengan naiknya harga kamar hotel juga berdampak pada karyawan.
Tarif penginapan hotel menjelang MotoGP melambung tinggi, pengusaha rolak regulasi pemerintah NTB
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News