Antrean Pemudik Tembus Hutan Cekik, Polres Jembrana Berlakukan Rekayasa Lalin

Untuk kendaraan jenis truk dan bus pihaknya mengarahkan tetap di jalan raya Denpasar-Gilimanuk untuk menuju ke dermaga Landing Craft Machine (LCM).
Selain mengatur kendaraan pemudik di wilayah Gilimanuk, kepolisian menerapkan delay system (penundaan) terhadap kendaraan barang sumbu tiga.
Delay system dimulai dari pos pengamanan di wilayah Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan yang merupakan ujung timur dari Kabupaten Jembrana.
Apabila kendaraan jenis tersebut masih lolos, saat sampai di wilayah Gilimanuk akan diarahkan masuk ke areal parkir Jembatan Timbang Cekik.
"Delay system itu kami berlakukan untuk mengurangi kepadatan kendaraan dan mempercepat pemudik beserta kendaraannya masuk ke kapal," ujar AKBP Endang Tri Purwanto.
PT ASDP Indonesia Ferry mengerahkan 32 kapal feri yang sandar bergantian di lima dermaga Movable Bridge (MB) dan 12 dermaga LCM untuk melayani dan mempercepat penyeberangan.
Untuk melakukan bongkar muat kendaraan, masing-masing kapal membutuhkan waktu 25 hingga 45 menit.
Situasi berbeda terlihat dari kendaraan yang masuk ke Bali dari Jawa, dimana tidak ada hambatan sama sekali di Gilimanuk. (lia/JPNN)
Rabu pagi, ekor antrean kendaraan pribadi pemudik bahkan tembus hingga ke Hutan Cekik, Melaya, yang berjarak kurang lebih 4,5 km dari Pelabuhan Gilimanuk.
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News