Aktivitas Gempa di Jatim, Bali dan Nusra Tinggi, BMKG Mengungkap Fakta

Sisanya berada pada kedalaman 60-300 kilometer mencapai 150 kali gempa dan di atas 300 kilometer ada tiga kali lindu.
Menurut Rully Oktavia Hermawan, tingginya aktivitas seismik dipengaruhi oleh kondisi tektonik dan struktur geologi di wilayah tersebut.
Aktivitas lindu yang tinggi dikarenakan daerah tersebut diapit dua pembangkit gempa utama.
Wilayah selatan merupakan daerah pertemuan dua lempeng bumi (zona subduksi) antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
Zona subduksi di bagian selatan itu membentang mulai dari Sumatera, Jawa Timur, Bali, NTT hingga Laut Banda.
Wilayah utara terdapat patahan naik busur belakang atau back arc thrust Flores yang membentang dengan arah barat-timur mulai utara Bali, Lombok hingga Pulau Padar di NTT.
Gempa yang terjadi juga bisa diakibatkan oleh sesar aktif yang berada di sekitar wilayah tersebut.
“Dua sumber gempa itulah yang mengakibatkan tingkat seismik di wilayah tersebut cukup tinggi,” ucap Rully Oktavia Hermawan.
Berdasar data BMKG, gempa yang terjadi di tiga kawasan tersebut tergolong tinggi mencapai 799 kali pada Januari 2025 atau meningkat dibandingkan Desember 2024
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News