Kasus DB di Bali Tinggi, Dinkes Kembali Tawarkan Inovasi Wolbachia
“Selama ini kami dengungkan 3M tidak jalan, kami punya inovasi (wolbachia) tidak jalan juga karena ditolak, tidak jadi.
Sebenarnya ada satu lagi vaksinasi, tapi masih berbayar,” ucap Kadinkes Bali Nyoman Gede Anom dilansir dari Antara.
Kadinkes mengatakan nyamuk wolbachia sejatinya sudah siap, sudah teliti oleh tim Universitas Udayana, bahkan sudah dikirim untuk provinsi lain di Indonesia yang menjadi percontohan.
Namun, di Bali inovasi tersebut ditolak.
Padahal, berdasarkan data sepanjang 2024 kasus demam berdarah melonjak dua kali lipat lebih dari 2023.
“Dibanding tahun sebelumnya kasus kita ada peningkatan, ini dua kali lipat meningkatnya, 2023 sekitar 7 ribuan, sekarang 15 ribu,” kata Kadinkes Bali.
Dinkes Bali belum berani memutuskan menyebar nyamuk wolbachia meski inovasi tersebut dinilai baik untuk kondisi saat ini.
Apabila dilakukan simulasi, agar digelar di seluruh Bali, tidak lagi di kabupaten/kota tertentu saja.
Dinkes Bali mencatat kasus demam berdarah (DB) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti sepanjang 2024 mencapai 15.179 kasus dengan 25 orang meninggal dunia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News