3.000 Ahli Urologi Berkumpul di Bali, Operasi Telerobotik Pasien Kanker Prostat
Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf.
Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik.
“Hanya saja, untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh (menjadi operasi telerobotik), perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil.
Karena syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS, kecepatan internet di atas 50 mbps dan jitter kurang dari 10 mS,” ujar Ketua Perkumpulan Robotik Medik Indonesia (Robomedisia) Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid.
Secara teknis, pada operasi telerobotik terdapat dua komponen utama, yaitu robotic arm (lengan robot) dan surgeon’s console, yaitu alat pusat kendali yang akan dioperasikan secara langsung oleh dokter bedah.
Di pusat kendali tersebut terdapat layar untuk melihat bidang bedahnya secara 3D.
Dua komponen ini dihubungkan oleh kabel fiber optik.
Dengan penggunaan jaringan yang baik dan cepat (internet 5G), perintah dari console dapat dikerjakan oleh lengan robot di waktu yang hampir bersamaan meskipun jaraknya terlampau sangat jauh.
Kongres Urological Association of Asia (UAA) berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, diikuti 3.000 ahli urologi dari 60 negara
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News