Bali Terancam Krisis Air Tanah Dampak Eksploitasi SDA Berlebihan, Duh

Menurut Putu Bawa Usadi, dengan meningkatkan tutupan vegetasi di daerah tangkapan air utama, akan memperbaiki penyerapan air hujan ke dalam tanah dan mengurangi laju penurunan air tanah.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas air tanah dan mendukung keanekaragaman hayati serta menjaga keseimbangan lingkungan setempat.
“Oleh karena itu, penanaman bibit pohon yang dipilih adalah kopi dan durian sebagai jenis bibit produksi dan konservasi,” kata Putu Bawa Usadi.
Guru Besar Politeknik Negeri Bali Prof Lilik Sudiajeng ada solusi mengatasi krisis air yang terjadi di Bali.
Selain reboisasi masif, perlu memperbanyak sumur pemanen air hujan untuk mengembalikan air ke dalam tanah.
“Sumur pemanen air hujan masih terus dibangun dengan IDEP.
Saat ini sudah ada 62 sumur, ada yang dibangun di halaman sekolah, banjar dan area publik,” ucap Prof Lilik Sudiajeng.
Pertimbangannya adalah memastikan sumur yang dibangun masuk dalam area resapan utama.
Bali terancam krisis air tanah dampak eksploitasi sumber daya air (SDA) yang berlebihan, program reboisasi menjadi solusi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News