Batas Akhir Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda 31 Mei, Kemenkumham Turun Tangan
Status kewarganegaraan seseorang dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya.
Hal ini mengingat setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya dan juga sebaliknya negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warganya.
Kasi Lalintalkim Wahyu Purwanto yang menjadi narasumber menjelaskan terkait dengan Surat Keterangan Keimigrasian (SKIM) dan Affidavit.
SKIM merupakan salah satu dokumen persyaratan dalam pengajuan permohonan pewarganegaraan. “Adapun untuk pengajuan SKIM dapat dilakukan secara online melalui website evisa imigrasi,” kata Wahyu Purwanto.
Kadiv Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkumham Bali Alexander Palti yang menjadi narasumber kedua menyampaikan materi terkait dengan status kewarganegaraan dan pewarganegaraan.
Alexander Palti lebih jauh membahas mengenai prosedur pendaftaran kewarganegaraan di mana saat ini masih terdapat anak berkewarganegaraan ganda (ABG) yang berusia 18 - 21 tahun.
Namun, belum memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) atau menjadi Warga Negara Asing (WNA).
Alexander Palti menegaskan bahwa pilihan kewarganegaraan anak merupakan hal yang sangat krusial, karena terkait dengan status kewarganegaraan dan perlindungan hukum.
Kemenkumham Bali dan Imigrasi Singaraja mengumumkan batas akhir pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda menjadi WNI pada 31 Mei 2024, Kemenkumham turun tangan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News
