Kasus Kekerasan Seksual di Bali Mengkhawatirkan

Jumat, 15 September 2023 – 20:31 WIB
Kasus Kekerasan Seksual di Bali Mengkhawatirkan - JPNN.com Bali
Psikolog Klinis UPTD PPA Bali Ni Ketut Mila Puspitasari didampingi Kepala UPTD PPA Provinsi Luh Hety Veronika dan Eka Prasetya dari AJI Denpasar saat lokakarya kekerasan seksual pada anak dan Perempuan di The 101 Fontana Seminyak, Jumat (15/9). Foto: Ali Mustofa/JPNN

Oleh karena itu, korban kekerasan seksual butuh pendampingan psikologi untuk menghilangkan trauma yang dialami.

Mila Puspitasari menambahkan orang tua korban juga perlu mendapatkan konseling agar bisa mendampingi anaknya yang jadi korban kekerasan seksual.

“Korban memerlukan terapi selama beberapa bulan untuk memulihkan kondisi psikologinya,” kata Ni Ketut Mila Puspitasari.

Yang jadi masalah, kata dia, banyak para korban, terutama Perempuan yang enggan melaporkan kasusnya.

Biasanya pada kasus kekerasan seksual relasi kuasa yang beberapa bulan lalu terjadi di lingkungan perguruan tinggi antara dosen dengan mahasiswi.

Korban enggan melapor karena ingin cepat lulus dan tidak ingin kasusnya diketahui banyak orang.

“Mereka ingin pulih dan tidak ingin down. Karena kalau down lagi, pendampingan harus dari nol lagi,” ucap Mila Puspitasari.

Fakta lain juga terungkap di mana kekerasan psikis pada anak dan perempuan mendominasi di Bali.

Kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Bali cukup mengkhawatirkan, terutama kekerasan seksual pada tiga tahun terakhir
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News