Mengenal Teknologi Wolbachia, Cara Dinkes Bali Menangani DBD, Canggih
Kadinkes Bali Nyoman Gede Anom mengatakan teknik ini sudah sempat dilakukan di DI Yogyakarta dan telah terbukti, dan mampu menurunkan angka DBD mencapai 78 persen.
Berdasarkan data Dinkes Bali, selama 2022 terdapat 5.638 kasus demam berdarah dengan perincian 1.096 di Denpasar dan 869 dari Buleleng.
Kematian terbanyak dari Denpasar, yaitu delapan orang disusul Klungkung empat orang.
Dinkes Bali saat ini memulai tahap sosialisasi untuk teknologi wolbachia di masyarakat, lantaran selama ini masyarakat hanya mengetahui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Jadi, kita kenalkan ke masyarakat biar tahu ini bukan nyamuk berbahaya, ini nyamuknya akan interaksi (kawin) dengan nyamuk aedes aegypti dan setelah itu tidak akan menularkan lagi virus," bebernya.
Menurutnya, proses sosialisasi program ini akan berlangsung selama enam bulan, sehingga teknologi wolbachia ditarget sampai ke masyarakat pada pertengahan 2023.
“Nanti ada kader-kader masyarakat tertentu yang kita pilih untuk memelihara di rumah tangga.
Itu diberikan telurnya, ada dalam wadah tertentu sampai menetas jadi jentik dan nyamuk. Ini gratis program pemerintah," ucapnya.
Mengenal teknologi wolbachia, teknik baru yang digunakan Dinas Kesehatan Bali untuk menangani Demam Berdarah, canggih
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News