Perang Rusia-Ukraina Picu Harga Mi Instan Naik, Pengusaha Ritel Bali Merespons
bali.jpnn.com, DENPASAR - Isu kenaikan harga mi instan hingga tiga kali lipat sampai ke telinga masyarakat, tidak terkecuali dengan krama Bali.
Isu tersebut pertama kali dari Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Senin lalu (8/8) yang meminta masyarakat berhati-hati dengan adanya kenaikan harga mi instan.
Kenaikan itu disebut-sebut sebagai dampak dari adanya perang Rusia-Ukraina.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali AA Ngurah Agung Agra Putra menyebut tak akan ada kepanikan terkait isu kenaikan harga mi instan.
Dampaknya bagi masyarakat Bali tidak akan begitu terasa.
"Kembali lagi, bahwa mi itu bukan bahan pokok masyarakat, hanya barang substitusi dari makanan pokok, sepertinya tidak akan sampai ada kepanikan berbelanja di masyarakat," kata AA Ngurah Agung Agra Putra di Denpasar, Kamis (11/8).
Menurutnya, kenaikan harga mi instan merupakan hal yang lumrah.
"Kalau kenaikan harga memang lumrah terjadi, tidak hanya kali ini saja,” ujar Agra Putra, sapaan akrabnya.
Perang Rusia-Ukraina yang tidak kunjung berakhir memicu kenaikan harga mi instan di pasar, Asosiasi Pengusaha Ritel Bali langsung merespons
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News