Mengulik Gede Cakra, Penyuluh Agama Hindu: Komitmen Ngayah Meski Gaji Kecil
Tekadnya untuk melestarikan adat, seni dan budaya Agama Hindu mengukir berbagai kisah suka duka yang menjadikan dirinya menjadi pribadi dengan kualitas yang lebih baik dan matang.
“Saya pertama kali hadir di tengah-tengah masyarakat dalam acara keagamaan di Pura Desa Pacung,” ujar Gede Cakra dilansir dari laman web Pemkab Buleleng.
Gede Cakra awalnya sangat gugup karena semua mata tertuju kepadanya.
Namun, berkat rahmat Ida Hyang Widi Wasa, penyampaian edukasi yang keluar dari mulutnya mendapat respons positif dan apresiasi masyarakat sekitar.
Gede Cakra membawakan materi tentang peran wanita sebagai benteng tradisi Hindu di Bali.
“Sejak saat itu Saya mulai diterima oleh masyarakat Desa Adat Bangkah, Desa Pacung dalam memberikan berbagai pengetahuan terkait pembinaan ajaran Agama Hindu.
Ini adalah tugas berat bagi Saya dan teman-teman penyuluh lainnya,” katanya.
Gede Cakra mengakui menjadi tenaga penyuluh Agama Hindu itu tidak mudah, harus memiliki jiwa yang mulia dan juga menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat yang berbeda karakter.
Mengulik kisah hidup Gede Cakra, penyuluh Agama Hindu di Buleleng: komitmen ngayah meski gajinya kecil
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News