Ni Ketut Arini, Maestro Tari Bali; Tak Lelah Mengajar di Usia Senja
Arini begitu senang mendapatkan kesempatan untuk kali pertama pentas tari Condong ketika kelas 3 SD serangkaian acara perpisahan di SD Sumerta, Denpasar.
Pengalaman tersebut menjadi momentum berharga yang tak terlupakan baginya karena saat itu sangat jarang ada anak seusianya yang belajar dan membawakan tari Condong.
Anak keempat dari enam bersaudara ini selain belajar tari dari pamannya, juga sering membantu Rindi yang memiliki Kursus Tari Wari untuk mengajar tari bagi para siswa yang berasal dari berbagai kabupaten di Bali.
Saat duduk di bangku SMP, Arini telah diminta untuk mengajar tari bagi putra-putri keluarga Puri Kelodan Karangasem dan itu dilakoni ketika musim libur sekolah.
Tak hanya belajar menari dengan keluarga terdekat, sejak SMP, Arini sangat antusias belajar menari dari sejumlah guru tari di luar desa dengan diantar oleh ayahnya.
Di antaranya belajar tari Demang Miring dengan Jero Puspawati dari Puri Satria, Denpasar dan belajar tari Wiranata dengan Nyoman Ridet dari Kaliungu, Denpasar.
Kepiawaiannya dalam menari semakin terasah dengan menempuh pendidikan ke sekolah Konservatori Karawitan (Kokar) Bali pada 1960 hingga 1963.
Kemudian dilanjutkan di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar mulai tahun 1967.
Ni Ketut Arini dikenal sebagai maestro tari Bali. Meski sudah berusia 78 tahun, Arini tak lelah untuk terus mengajar
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News