BKSDA: Bali Ramah untuk Penyu Bertelur, Ini Kendalanya

Minggu, 23 Januari 2022 – 13:47 WIB
BKSDA: Bali Ramah untuk Penyu Bertelur, Ini Kendalanya - JPNN.com Bali
Proses pelepasan tukik di Pantai Mertasari Sanur, Bali, Kamis (20/01/2022). FOTO: ANTARA/HO Ayu Khania Pranisitha/2021

Boleh mungkin ada lampu, boleh mungkin ada suara, tetapi tolong kalau malam ya jangan, karena malam hari itu adalah saatnya hewan satwa liar terutama penyu bertelur," ujarnya.

Agus Budi Santosa mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir ini masyarakat yang tadinya mengonsumsi penyu sekarang sudah turun sangat jauh, begitu juga persentasenya sangat kecil.

 "Selain itu, untuk pemanfaatan yang lain juga sudah mulai berkurang.

Yang perlu saya ingatkan kepada teman-teman semua, kepada masyarakat luas terutama, karena penyu ini sekarang sudah masuk menjadi Apendiks I CITES, sehingga perdagangan komersial itu dilarang," ucapnya.

Terkait dengan unsur predator, R. Agus Budi Santosa mengatakan menurut teori itu predator besarnya masih manusia.

Setelah itu predator yang non alami bisa burung, bisa anjing, atau binatang-binatang yang lain baik di darat maupun di laut.

"Jadi, angkanya sangat kecil.

Bahkan, ada beberapa literatur mengatakan dari 1.000 ekor maksimal 5 ekor yang bisa bertelur.

BKSDA mengatakan Bali ramah untuk penyu bertelur, sayang masih banyak kendala penyu bisa bertelur di Bali
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News