Forensik RSUP Prof Ngoerah Bongkar Hasil Autopsi Gusti Mirah, Ada Tanda Aneh
Dokter Kunthi menuturkan umumnya orang Indonesia yang hidup di iklim tropis jika meninggal maka jenazahnya akan mengalami pembusukan rata-rata 24 jam pascakematian.
Secara alami tubuhnya akan makin membusuk seiring waktu, sama halnya dengan tubuh korban Gusti Mirah.
"Iya karena sudah mengalami pembusukan (jenazah Gusti Mirah), artinya sudah lebih dari 24 jam, tetapi untuk waktu kematiannya belum dipastikan, nanti setelah hasil autopsinya diberikan penyidik," ujar Dokter Kunthi.
Ia menuturkan hasil dari autopsi timnya hari ini telah diserahkan kepada Labfor Polda Bali untuk didalami penyebab kematiannya, dan kemudian dianalisis antara hasil laboratorium dengan temuan autopsi.
“Kita tidak bisa pastikan karena pemeriksaan Labfor menentukan itu luka sebelum kematian atau setelah kematian," beber Dokter Kunthi.
Kasatreskrim Polres Jembrana AKP M Reza Pranata mengatakan korban Gusti Mirah merupakan pegawai bank daerah yang ditemukan tewas di pinggir jalan Jalan Denpasar-Gilimanuk, Dusun Sumbersari, Desa Melaya, Jembrana.
Korban pertama kali ditemukan pada Selasa kemarin (23/8) oleh pasangan suami istri bernama Hikmah (55) dan Usman (60) yang sedang mencari pakan ternak.
Korban Gusti Mirah dilaporkan hilang sejak Minggu lalu (21/8) saat hendak pulang ke rumahnya dari arah Jimbaran, Badung. (antara/lia/JPNN)
Tim Forensik RSUP Prof Ngoerah membongkar hasil autopsi Gusti Mirah yang ditemukan tewas di saluran air Hutan Kelatakan Melaya Jembrana, ada tanda aneh
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News