Di Bali, Komjen Boy Ungkap Kelompok Ekstremisme Pakai Internet untuk Propaganda
Termasuk di antaranya perusahaan teknologi untuk mengatasi tantangan eksploitasi internet oleh kelompok teroris dan ekstremis berbasis kekerasan.
Selain dihadiri negara-negara sahabat, pertemuan tersebut dihadiri perusahaan teknologi seperti Microsoft, Meta, TikTok, YouTube hingga Google.
Seluruh negara yang terlibat sepakat mengenai pentingnya peran Global Internet Forum to Counter Terrorism (GIFCT) dan Christchurch Call to Action.
Di antaranya berisi pertukaran informasi, riset, dan praktik terbaik pencegahan radikalisasi melalui internet khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Aqaba Process merupakan sebuah inisiatif yang dibuat King Abdullah II dari Kerajaan Yordania pada 2015 untuk mempertemukan perwakilan pejabat pemerintah, praktisi teknologi, dan masyarakat sipil.
Tujuan Aqaba Process meningkatkan koordinasi di tingkat global, bertukar informasi, keahlian dalam upaya penanggulangan terorisme, dan ekstremisme online maupun offline menggunakan pendekatan holistik. (lia/JPNN)
Di depan 16 negara yang menghadiri Aqaba Process Regional di Bali, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli mengungkap kelompok ekstremisme pakai internet untuk propaganda
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News