Mengulik Wisata Sejarah di Desa Tegallinggah Gianyar: Potensi Besar, Sayang Minim Turis
Di sisi kanan candi terdapat gapura yang cukup besar, tetapi sebagian telah runtuh, di mana pada bagian belakang gapura terdapat sebuah halaman yang pada dindingnya terpahat dua buah candi.
Di sebelah kiri gapura terdapat bangunan biara yang belum selesai.
Kemungkinan besar ditinggalkan karena adanya bencana alam gempa bumi.
Pada candi ini juga ditemukan tujuh cerukan serta tiga lingga yang melambangkan “Trimurti” atau Dewa Utama, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Adapun cerukan yang ada merupakan tempat bertapa yang digunakan untuk mendekatkan diri pada Sang Hyang Widhi (pertapaan).
Selama ini, Tegallinggah dengan potensi sejarahnya itu lebih banyak didatangi turis dari kawasan Benua Eropa yang mengadakan yoga maupun meditasi.
Wisatawan domestik maupun mancanegara juga dapat menikmati wisata tubing (rekreasi menyusuri sungai dengan menggunakan ban) dan tracking (kegiatan rekreasi dengan berjalan kaki).
Para turis juga dapat menikmati kuliner dari hasil budidaya perikanan setempat.
Mengulik wisata sejarah di Desa Tegallinggah, Blahbatuh, Gianyar, Bali: potensi besar, sayang minim turis asing yang datang
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News