Masjid Safinatus Salam Pegayaman: Berdiri Sejak 1639 Masa Raja I Gusti Ketut Jelantik

Jumat, 02 September 2022 – 09:43 WIB
Masjid Safinatus Salam Pegayaman: Berdiri Sejak 1639 Masa Raja I Gusti Ketut Jelantik - JPNN.com Bali
Masjid Safinatus Salam di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, berdiri megah. Foto: Dunia Masjid

bali.jpnn.com, BULELENG - Meski di Bali mayoritas warganya beragama Hindu, tetapi keberadaan Nyama Selam (sebutan bagi warga beragama Islam) sudah ada sejak ratusan tahun silam.

Alibi tersebut dibuktikan dengan keberadaan Masjid Safinatus Salam di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Dilansir dari sejumlah literatur, masjid tersebut didirikan oleh Kumpi Kiai Yahya pada 1639 silam.

Kumpi adalah gelar sosial cukup tinggi untuk orang-orang tertentu yang diberikan oleh raja yang berwenang saat itu.

Menurut kisah yang dilansir dari situs duniamasjid.islamic-center, sebagaimana tertulis di daun lontar yang ada di Gedong Kirtya, pada masa pemerintahan Raja I Gusti Ketut Jelantik, sehabis Perang Makasar, sempat terdampar orang-orang Jawa dan Bugis di perairan Buleleng.

Raja Buleleng I Gusti Ketut Jelantik akhirnya menempatkan orang-orang tersebut di Desa Pegayaman dengan alasan sama-sama muslim lantaran tidak mungkin dikembalikan.

Di Desa Pegayaman inilah orang-orang Jawa dan Bugis mengembangkan ajaran Islam dan berhasil mendirikan Masjid Safinatus Salam yang diprakarsai Kumpi Haji Yahya.

Secara fisik, bangunannya menyerupai arsitektur Jawa.

Masjid Safinatus Salam di Desa Pegayaman: Diperkirakan berdiri sejak 1639 era Kerajaan Buleleng masa Raja I Gusti Ketut Jelantik
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News