Miris, Kamar Hotel di Bali yang Siap ‘Dijual’ Hanya 40-60 Persen, Ternyata
bali.jpnn.com, DENPASAR - Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan pelaku pariwisata Bali.
Para pengusaha pariwisata Bali saat ini dihadapkan pada persoalan biaya operasional, sumber daya manusia (SDM) hingga kewajiban untuk membayar utang.
Meskipun hotel-hotel sudah beroperasi, tetapi sejatinya kamar yang siap "dijual" itu berada pada kisaran 40-60 persen dari total kamar yang dimiliki.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan sarana prasarana hotel akibat vakum selama dua tahun terakhir.
Selain itu, pelaku pariwisata di Bali tidak mudah juga untuk mendidik tenaga kerja profesional.
Pasalnya, tidak sedikit sumber daya manusia (SDM) pariwisata Bali yang profesional beralih bekerja di kapal pesiar.
“Jika soft loan (pinjaman lunak) dikasih, andaikata utang (relaksasi restrukturisasi kredit, red) ditunda hingga 2025, apakah selesai persoalannya? Tentu belum," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.
Penglingsir Puri Ubud itu memprediksi kunjungan turis asing ke Bali hingga akhir 2022 masih di bawah dua juta orang.
Miris, kamar hotel di Bali yang siap ‘dijual’ setelah pandemi Covid-19 hanya berkisar 40-60 persen, ternyata banyak permasalahan di lapangan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News