Presidensi G20 dan Tumpek Wayang di Bali, Begini Hubungannya
bali.jpnn.com, DENPASAR - Tumpek Wayang kembali diperingati umat Hindu di Bali pada Sabtu (5/3) lalu.
Hari yang datang setiap 210 hari sekali ini adalah momen untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas ciptaan-Nya pada kesenian.
"Perayaan Tumpek Wayang ini sesuai dengan salah satu fokus agenda dalam pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia untuk 2022 ini, yakni khususnya terkait transisi energi," kata Gubernur Bali Wayan Koster.
Dalam tradisi orang Bali, Tumpek Wayang dikenal sebagai hari untuk melakukan ritual bagi benda-benda seni dan berbagai jenis ukir-ukiran, seperti wayang.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang memiliki wayang (khususnya para dalang) akan melakukan upacara yadnya pada Tumpek Wayang.
Demikian halnya jika dalam keluarga memiliki anak yang lahir pada wuku Wayang, maka mereka melakukan upacara dan upakara Bayuh Oton dengan pementasan Wayang Sapuh Leger.
Namun, Tumpek Wayang tahun ini memberikan nuansa yang berbeda setelah dikeluarkannya Instruksi Gubernur Bali No 4 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wayang dengan Upacara Jagat Kerthi.
Koster mengatakan perayaan Tumpek Wayang berkaitan dengan implementasi nilai kearifan lokal Jagat Kerthi yang merupakan salah satu bagian dari Sad Kerthi.
Presidensi G20 dan perayaan Tumpek Wayang di Bali berkaitan erat, ternyata begini hubungannya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News