Antara Pura, Penjor & Perahu: Harmoni Spiritual di Pulau Serangan yang tak Lekang Zaman

Untuk itu selama ini telah terjalin kerja sama yang erat antara BTID dengan Prajuru Desa dan Pengempon dari masing-masing pura,” ujar Zakki Hakim.
Suasana di sekitar pura terlihat makin cantik dengan hadirnya penjor yang tertata rapi di sisi kiri dan kanan Jaba Pura Sakenan, yang merupakan bentuk kreativitas serta kolaborasi STT dari enam banjar di Desa Adat Serangan dalam rangka Festival Penjor.
Ketua Karang Taruna Baruna Jaya, Kelurahan Serangan, I Wayan Wialya, menyatakan bahwa Festival Penjor yang diadakan bertepatan dengan Piodalan Pura Dalem Sakenan membuat suasana semakin meriah.
Dalam proses pembuatannya terdapat makna kreativitas dan kolaborasi dari pemuda dan pemudi Serangan dalam menjaga tradisi penjor ini.
“Hal paling berkesan dalam festival ini adalah keriuhan para teruna dan teruni dalam menghias penjor.
Karena ini merupakan yang pertama kali, mereka berusaha saling membantu dan bersenang-senang. Semoga keriuhan ini dapat kami rasakan lagi di piodalan berikutnya,” ujar I Wayan Wialya.
Tradisi adat dan budaya di Desa Adat Serangan adalah denyut nadi keharmonisan dan keselarasan yang semakin mengeratkan hubungan antarwarga.
Di tengah derasnya arus perubahan, nilai kearifan yang diwariskan para leluhur tetap terjaga, menjadi pondasi kokoh bagi kehidupan yang rukun dan damai.
Rona senja melengkapi kehangatan dalam gelak tawa kekeluargaan dari para Sekaha Teruna Teruni (STT) di Desa Serangan menyambut piodlaan di Pura Dalem Sakenan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News