Antara Pura, Penjor & Perahu: Harmoni Spiritual di Pulau Serangan yang tak Lekang Zaman

Tergambar jelas bhakti tulus ikhlas para pemedek dari persembahan yang disiapkan dengan indah dan meriah.
Dengan iringan suara ombak dan semilir angin laut, tradisi jukung mengawali rangkaian piodalan di Pura Dalem Sakenan.
Penglingsir Puri Agung Kesiman, Anak Agung Ngurah Gede Kusuma Wardana, bersama beberapa pemedek lainnya menaiki perahu tradisional.
Mereka mencoba menghidupkan kembali napak tilas spiritual leluhur yang dahulu menyeberangi lautan demi bhakti.
Kesakralan dari upacara ini semakin terasa saat sesolahan Tari Rangda, Barong Ratu Gede, Baris Cina, dan Ratu Tuan dipentaskan sebagai makna kehadiran perwujudan Bhatara Sakenan.
Lebih dari keindahan tarian, suasana magis di puncak pujawali semakin terasa dengan adanya pementasan topeng, wayang, dan Tari Rejang.
Made Suta, seorang pamedek asal Desa Pejeng, Gianyar, menyebutkan kemudahan dan kenyamanan yang dirasakannya saat melakukan persembahyangan di Pura Dalem Sakenan.
“Saya setiap enam bulan rutin ke sini sembahyang meminta keselamatan dan kerahayuan.
Rona senja melengkapi kehangatan dalam gelak tawa kekeluargaan dari para Sekaha Teruna Teruni (STT) di Desa Serangan menyambut piodlaan di Pura Dalem Sakenan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News