Pariwisata Bali Berkembang Pesat, Pengurangan Bahaya Asap Rokok Jadi Kebutuhan

Rabu, 09 Oktober 2024 – 22:21 WIB
Pariwisata Bali Berkembang Pesat, Pengurangan Bahaya Asap Rokok Jadi Kebutuhan - JPNN.com Bali
Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR Ariyo Bimmo, Direktur Eksekutif BPD PHRI Bali Ida Bagus Purwa Sidemen, Dosen FEB Undiknas Prof IB Raka, guru besar FKG Unpad Prof Amaliya dan dosen FKG Unmas Denpasar Ida Bagus Nyoman Dhedy saat diskusi publik di Denpasar, Rabu (9/10). Foto: Ali Mustofa/JPNN.com

Rokok elektrik memanfaatkan sistem pemanasan pada nikotin cair atau tembakau sehingga menghasilkan uap atau aerosol, dan tidak menghasilkan asap seperti rokok.

Berkat penerapan sistem pemanasan, potensi risiko kesehatan turun 90 persen dibandingkan dengan rokok.

Menurutnya, sejumlah negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Selandia Baru sudah mendukung penggunaan rokok elektronik maupun produk tembakau alternatif lainnya seperti kantong nikotin.

“Uap atau aerosol yang dihasilkan produk tembakau alternatif tidak mengandung tar, sementara asap dari rokok yang dibakar mengandung tar.

Tar itu zat yang menimbulkan risiko bagi lingkungan sekitar,” kata Prof Amaliya.

“Jadi, uap atau aerosol berbeda dengan asap rokok.

Dengan tidak menghasilkan tar, produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah daripada rokok,” imbuh Prof Amaliya.

Akademisi Universitas Mahasaraswati Denpasar drg Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa mengatakan efek rokok elektrik lebih rendah daripada konvensional.

Salah satu inovasi yang bisa dilakukan pelaku perhotelan di Bali adalah menerapkan area untuk menggunakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News