Pariwisata Bali Berkembang Pesat, Pengurangan Bahaya Asap Rokok Jadi Kebutuhan
Rokok elektrik memanfaatkan sistem pemanasan pada nikotin cair atau tembakau sehingga menghasilkan uap atau aerosol, dan tidak menghasilkan asap seperti rokok.
Berkat penerapan sistem pemanasan, potensi risiko kesehatan turun 90 persen dibandingkan dengan rokok.
Menurutnya, sejumlah negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Selandia Baru sudah mendukung penggunaan rokok elektronik maupun produk tembakau alternatif lainnya seperti kantong nikotin.
“Uap atau aerosol yang dihasilkan produk tembakau alternatif tidak mengandung tar, sementara asap dari rokok yang dibakar mengandung tar.
Tar itu zat yang menimbulkan risiko bagi lingkungan sekitar,” kata Prof Amaliya.
“Jadi, uap atau aerosol berbeda dengan asap rokok.
Dengan tidak menghasilkan tar, produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah daripada rokok,” imbuh Prof Amaliya.
Akademisi Universitas Mahasaraswati Denpasar drg Ida Bagus Nyoman Dhedy Widyabawa mengatakan efek rokok elektrik lebih rendah daripada konvensional.
Salah satu inovasi yang bisa dilakukan pelaku perhotelan di Bali adalah menerapkan area untuk menggunakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News