Demam Berdarah di Bali Menggila, Dinkes Catat 2.469 Kasus 3 Bulan Terakhir

Penurunan kasus demam berdarah yang terjadi terlihat dari angka secara keseluruhan, dimana pada Januari terjadi 939 kasus dengan tiga orang meninggal dunia.
Kemudian bulan Februari ada 820 kasus dengan satu meninggal dunia, dan Maret 710 kasus dengan satu pasien meninggal dunia.
Menurut I Nyoman Sudiyasa, kondisi ini banyak dipengaruhi oleh musim, selain itu kesadaran masyarakat terhadap gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kita tahu DBD itu tidak ada obatnya, tidak ada vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah DBD. Yang bisa kita kerjakan untuk pengendalian demam berdarah adalah pengendalian vektornya.
Artinya mencegah penyebaran nyamuk aedes aegypti di masyarakat, cara paling mudah menekan populasinya adalah dengan PSN," ujar I Nyoman Sudiyasa.
I Nyoman Sudiyasa menyatakan Dinkes Bali telah berupaya menjalankan program tersebut.
Namun, dibutuhkan peran masyarakat untuk lingkungannya, karena tidak bisa seluruhnya dilakukan pemerintah sendiri.
I Nyoman Sudiyasa menjelaskan bahwa penurunan kasus selama tiga bulan juga dibarengi dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE) atau kegiatan turun ke lapangan.
Kasus demam berdarah di Provinsi Bali menggila, Dinas Kesehatan mencatat 2.469 kasus tiga bulan terakhir
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News