Masjid Al-Hamzah: Umat Hindu Ikut Bantu Membangun, Simbol Kerukunan di Tabanan
Puncaknya terjadi pada 1975 silam, saat hasil urun rembug warga sepakat membangun musala, yang belakangan berubah jadi masjid untuk tempat salat.
Pembangunan diinisiasi oleh seorang anggota polisi beragama Islam yang kala itu bertugas di wilayah Desa Senganan lantaran sulitnya mencari tempat ibadah bagi umat Islam Soka.
Hebatnya, pembangunan dilakukan bahu-membahu secara gotong-royong yang juga melibatkan umat Hindu Banjar Soka.
Untuk mengenang garis awal keturunan, masjid yang kini memiliki jemaah tetap 50-100 orang ini pun diberi nama Masjid Al-Hamzah.
JPNN.com menyempatkan diri menyambangi Masjid Al-Hamzah dengan luas bangunan 800 meter persegi dan berdiri di atas tanah wakaf seluas 1.100 meter persegi.
Tanah Masjid Al-Hamzah sendiri merupakan wakaf dari keluarga Abdul Rasyid, salah satu tokoh sepuh warga Muslim Soka.
Di masa kekinian, Masjid Al-Hamzah tak hanya jadi tempat ibadah warga Muslim Soka, tetapi juga desa tetangga dan turis domestik yang singgah dari objek wisata Jatiluwih.
"Lokasinya berdekatan dengan Jatiluwih, jadi sepulang berwisata kita sekeluarga bisa mampir untuk salat," kata Didik Suwarsono, salah seorang turis asal Denpasar.
Masjid Al-Hamzah: Umat Hindu Bali ikut bantu membangun saat awal didirikan 1975 silam, jadi simbol kerukunan antarumat beragama di Jatiluwih, Tabanan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News