Jelang FIFA Matchday: Karantina Atlet Terlalu Lama, Federasi Olahraga Kompak Minta Diperpendek, Berikut Alasannya
bali.jpnn.com, JAKARTA - Federasi olahraga nasional secara kompak sepakat menyuarakan permintaan kepada pemerintah terkait kelonggaran masa karantina bagi para pelaku olahraga yang datang dari luar negeri.
PSSI (sepak bola), PP PELTI (tenis), PODSI (dayung), Perbakin (menembak), dan PABSI (angkat besi) menyampaikan keresahan mereka terkait kebijakan karantina.
Dalam rapat bersama tersebut Plt Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan bahwa federasinya saat ini sedang dalam situasi sulit karena kebijakan masa karantina di Indonesia membuat sejumlah negara membatalkan rencana kedatangannya ke Tanah Air.
“Ada beberapa event sepak bola, seperti FIFA Matchday 24 dan 27 Januari di Bali melawan Bangladesh, tetapi mereka membatalkan kedatangannya karena prokes di negara kita. Itu tidak nyaman. Dalam kesempatan ini, seperti disampaikan Ketua KOI, ada beberapa hal di olahraga yang perlu diberikan diskresi. Kami harap bisa mendapatkannya untuk laga Timnas melawan Timor Leste,” ucap Yunus Nusi dalam siaran pers KOI, Rabu (19/1).
Begitu juga Perbakin dan Pelti yang akan mengadakan turnamen internasional dalam waktu dekat.
Perbakin akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia ISSF Grand Prix Rifle/Pistol pada 8-18 Februari.
Sementara Pelti menjadi penyelenggara saat Tim Davis Indonesia menjamu Venezuela pada Playoff World Group II Davis Cup, 4-5 Maret.
“Ada 12 negara di Kejuaraan Dunia ISSF, tetapi ada beberapa negara mengundurkan diri karena aturan karantina. Mereka ingin agar sistem bubble bisa diterima di Indonesia. Aturan e-visa juga berpotensi menghambat kedatangan kontingen karena harus ada pernyataan resmi tertulis dari pemerintah untuk keperluan karantina. Kami berharap, paparan dari KOI terkait diskresi karantina bisa dipenuhi,” ujar Sekjen Perbakin Hendry Oka.
Jelang FIFA Matchday: masa karantina atlet dirasa terlalu lama, federasi olahraga kompak minta diperpendek, berikut alasannya
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News