Delegasi WWF ke-10 Belajar Konsep Pariwisata Berkelanjutan di Jatiluwih Bali

Minggu, 28 April 2024 – 21:08 WIB
Delegasi WWF ke-10 Belajar Konsep Pariwisata Berkelanjutan di Jatiluwih Bali - JPNN.com Bali
Wisatawan mancanegara menyusuri persawahan saat liburan di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali. Objek wisata tersebut menjadi salah satu lokasi kunjungan delegasi WWF pada 18-25 Mei 2024. Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo/nz

Subak merupakan organisasi tradisional yang mengatur sistem irigasi yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali.

Uniknya, selain dijual, masyarakat lokal juga mengolah beras merah tersebut menjadi teh yang bermanfaat bagi kesehatan.

Teh beras merah ini bisa membantu menurunkan berat badan, menjaga keseimbangan gula darah, menurunkan kolesterol, dan sebagai sumber antioksidan.

Teh beras merah ini telah diproduksi secara komersial dan dipasarkan di wilayah Bali.

Ketua DTW Desa wisata Jatiluwih, Ketut Purna Jhon, menyampaikan bahwa Jatiluwih merupakan destinasi wisata yang dimiliki oleh personal.

Hal ini karena daya tarik utamanya adalah persawahan yang dimiliki oleh banyak petani setempat.

“Jadi, kami berusaha untuk merangkul petani-petani setempat untuk bersama-sama mendukung program besar ini karena pengembangan pariwisata di Jatiluwih ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.

Perlu keterlibatan banyak pihak, terutama petani setempat, untuk akhirnya nanti menggerakkan ekonomi lokal,” kata Ketut Purna.

Delegasi WWF ke-10 bakal diberi kesempatan belajar konsep pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News