Praktik Jual Beli Kepala Bikin Pariwisata Bali Merugi, Sandiaga Uno Merespons Tegas: Cabut!
Namun, bisnis itu harus fair di satu sisi tidak boleh saling mematikan satu sama lain, tetapi saling hidup menghidupi," ujar Sekda Bali Dewa Made Indra.
Modus praktik kotor ini terungkap saat operator asal Tiongkok minta agen perjalanan wisatawan di Bali harus membayar per kepala turis selama berlibur di Pulau Dewata.
Ia mencontohkan ketika ada oknum yang bisa berkomitmen jumlah wisatawan misalnya 100 dan itu yang dikomit dan diambil dari wisman China yang datang ke Bali.
“Mereka hanya fokus pada jumlah kuantitasnya dan kalau per kepala ada insentif, ini yang harus kita hindari," beber Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mengaku pihaknya akan bicara dengan Pemerintah China agar fokus kepada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan setelah kabar jual beli kepala wisatawan China menyeruak.
Menteri berlatar belakang pengusaha ini lantas memberikan arahan kepada industri agar lama tinggal dari wisatawan harus jadi panjang, juga belanja kepada ekonomi lokal harus lebih tinggi dan bermanfaat.
"Jadi, praktik di pariwisata yang hanya menghitung kuantitas sudah harus ditinggalkan oleh para pelaku pariwisata dan tentunya harus ditinggalkan," beber Sandiaga Uno.
Menurutnya, semua pihak harus melihat bahwa pemulihan pariwisata di Bali ini harus berbasis kualitas, bukan semata kuantitas.
Praktik jual beli kepala bikin pariwisata Bali merugi besar karena hanya mengukur kuantitas bukan kualitas, Menparekraf Sandiaga Uno merespons tegas: cabut!
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News