Turis ke Bali Naik 500 Persen, Sandi: Harus Merata, Jangan Sampai Overtourism

bali.jpnn.com, BADUNG - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Pemprov Bali tengah bekerja sama mengangkat potensi wisata di daerah barat, timur, dan utara Pulau Dewata.
Harapannya, ke depan kunjungan wisatawan tidak lagi terpusat di daerah selatan, seperti yang terjadi seperti sekarang ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan bahwa turis di Bali harus disebar agar tidak terjadi ‘overtourism’.
Overtourism merupakan kondisi ketika satu atau beberapa daerah menerima terlalu banyak turis melebihi kapasitas atau kemampuannya.
Dampaknya adalah terjadi kepadatan dan memicu sejumlah persoalan antara lain kemacetan, tingkat kriminalitas dan terganggunya ketertiban.
“Saya tukar-tukaran data dengan Pak Kadis (Kepala Dinas Pariwisata Bali, red), Pak Wagub (Wakil Gubernur Bali, red.) bagaimana membagi jangan tertumpuk semua di Bali selatan.
Kalau tidak (dibagi) nanti (terulang) pengalaman sebelum pandemi, overcrowding, overtourism bisa terjadi,” kata Menteri Sandi di Jimbaran, Badung.
Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, termasuk di antaranya Bali, naik sampai hampir 500 persen pada bulan April 2022 apabila dibandingkan dengan jumlah pada April 2021.
Turis ke Bali naik 500 persen, Menparekraf Sandiaga Uno: harus merata, jangan sampai overtourism seperti yang terjadi sebelum pandemi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News
BERITA TERKAIT
- Jadwal & Harga Tiket Bioskop di Bali Senin (8/8): Galeria XXI - Plaza Renon
- Cek di Sini, Lokasi & Jadwal SIM Keliling di Bali Senin 8 Agustus 2022, Lengkap!
- Cuaca Bali Hari Ini: BMKG Ingatkan Potensi Hujan di Bangli, yang Lain Bikin Happy
- Covid-19 di Bali Hari Ini Bertambah 161 Kasus, 1 Pasien Meninggal
- Kapal Perang India INS Sumedha Berlabuh di Benoa Bali, Simak Pesan Wagub Cok Ace
- 1.900 Pesepeda Meramaikan GFNY 2022, Wagub Cok Ace: Ini Hebat & Luar Biasa