Puncak Kemarau Diprediksi Juli – Agustus 2023, BPBD Bali Merespons
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap radiasi sinar matahari,” kata Made Rentin.
Masyarakat bisa menggunakan pelindung agar tidak terpapar langsung sinar matahari seperti tabir surya, topi, payung, atau jaket saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Selain itu mengonsumsi air mineral diimbangi dengan buah dan sayur untuk mengurangi efek dehidrasi, serta menggunakan pakaian yang longgar dan bahan yang mudah menyerap keringat.
BPBD Bali juga menyiapkan langkah untuk mengantisipasi ancaman kekeringan yang diprediksi terjadi pada Agustus 2023.
Salah satunya penyediaan sumber air alternatif.
“Penyediaan air alternatif dengan pembuatan embung, dan sosialisasi kepada para petani untuk menanam jenis tanaman atau varietas tanaman yang tahan kekeringan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan,” katanya.
Made Rentin juga menekankan adanya penyakit yang perlu diwaspadai selama musim kemarau tahun ini seperti mual, muntah, pusing, batuk dan pilek.
Pemerintah daerah telah menyiapkan mobil tangki air sebanyak tujuh unit yang tersebar tiga unit provinsi, dan empat unit Karangasem, Buleleng, Bangli, Denpasar, didukung 220 personel TRC dan relawan. (lia/JPNN)
Puncak musim kemarau di Bali diprediksi pada Juli – Agustus 2023, BPBD Bali langsung merespons
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News