Terminal LNG di Sanur Ditolak, Pakar Lingkungan: Bali Butuh Sumber Energi Bersih

Rabu, 29 Juni 2022 – 16:06 WIB
Terminal LNG di Sanur Ditolak, Pakar Lingkungan: Bali Butuh Sumber Energi Bersih - JPNN.com Bali
Pakar lingkungan Dr. Ketut Gede Dharma Putra dari Universitas Udayana (Unud). (Ketut Gede Dharma Putra for JPNN.com)

bali.jpnn.com, DENPASAR - Polemik rencana pembangunan Terminal LNG di Desa Adat Intaran, Sanur, Denpasar Selatan mendapat sorotan pemerhati lingkungan Bali.

Pakar lingkungan Dr. Ketut Gede Dharma Putra menilai adanya perang kepentingan terkait polemik Terminal LNG ini.

Menurut Dharma Putra, polemik tersebut membangkitkan kembali kesadaran masyarakat Bali akan pentingnya energi bersih bagi kelistrikan di Bali.

Ia menuturkan saat ini Bali memiliki kapasitas pembangkit listrik lebih dari 1.200 MW, dengan kebutuhan maksimal 980 MW.

"Sebesar 350 MW bersumber dari pembangkit Paiton di Probolinggo, Jawa Timur yang masih menggunakan batubara," kata Dharma Putra, Rabu (29/6).

Seiring pertumbuhan ekonomi Bali, imbuhnya, beban listrik Bali akan mencapai 1.185 MW sampai dengan tahun 2023.

Ketua Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan ini menilai pentingnya penggunaan energi bersih atau gas sebagai bahan bakar pengganti fosil fuel dalam sistem kelistrikan.

Pembakaran batubara atau solar pada pembangkit listrik menimbulkan residu polutan dalam jumlah besar.

Terminal LNG di Sanur ditolak masyarakat Desa Adat Intaran, pakar lingkungan ingatkan Bali butuh sumber energi bersih
Facebook JPNN.com Bali Twitter JPNN.com Bali Pinterest JPNN.com Bali Linkedin JPNN.com Bali Flipboard JPNN.com Bali Line JPNN.com Bali JPNN.com Bali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Bali di Google News